Pia Zebadiah (lahir di Medan, Sumatera Utara, 22 Januari 1989) adalah pebulu tangkis Indonesia yang pernah berada di peringkat 6 dunia ketika bermain di tunggal putri. Pia merupakan adik dari pebulu tangkis mantan ganda putra nomor 1 dunia, Markis Kido dan juga ganda putra Indonesia lainnya Bona Septano.
Nursyahbani Katjasungkana
Nursyahbani Katjasungkana (lahir di Jakarta, 7 April 1955). Nursyahbani merupakan salah satu aktivis emansipasi wanita di indonesia yang menjadi Sekretaris pertama Jenderal KPI (Koalisi Perempuan Indonesia) untuk Keadilan Dan Demokrasi dari tahun 1998-2004. Nursyahbani juga merupakan salah satu anggota dari Majelis Permusyawaratan Rakyat (Senat) dan pada tahun 2004 Nursyahbani terpilih sebagai Anggota Parlemen. Dia juga merupakan Wakil Presiden ASEAN Parliamentary Myanmar Caucus yang berbasis di Kuala Lumpur.
Siti Fadilah
Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 6 November 1949) adalah seorang dosen dan ahli jantung yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 25 Januari 2010. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia merupakan salah satu dari empat perempuan yang menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu, selain Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta.
Ia bekerja sebagai staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Setelah itu, selama 25 tahun, ia menjadi ahli jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.
Pada tanggal 20 Oktober 2004, Siti Fadilah dilantik menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia bekerja sebagai staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Setelah itu, selama 25 tahun, ia menjadi ahli jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.
Pada tanggal 20 Oktober 2004, Siti Fadilah dilantik menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Syarifah Nawawi
Syarifah Nawawi (lahir di Bukittinggi, 1896 - meninggal di Jakarta, 17 April 1988 pada umur 91 tahun) adalah seorang tokoh pendidikan dan pejuang Indonesia. Syarifah adalah anak dari pasangan Nawawi Soetan Makmoer, seorang guru terkenal di Sekolah Raja (Kweekschool) Bukittinggi dengan seorang wanita yang bernama Chatimah. Syarifah adalah anak keempat dan putri ketiga dari 9 bersaudara.
Pendidikan
Bagi Nawawi pendidikan untuk anak sangatlah penting. Syarifah menempuh pendidikan di Europeesche Langere School (ELS), sekolah Belanda di Bukittinggi. Setelah tamat pada tahun 1907 ia melanjutkannya ke Kweekschool, tempat ayahnya mengajar. Pada tahun 1908 Syarifah adalah satu-satunya murid perempuan di antara 75 orang murid sekolah itu, dan ia adalah gadis Minang pertama yang mengalami pendidikan ala Eropa. Tamat dari Kweekschool, Syarifah dan saudaranya, Syamsiar, melanjutkan sekolah ke Salemba School di Batavia.
Pendidikan
Bagi Nawawi pendidikan untuk anak sangatlah penting. Syarifah menempuh pendidikan di Europeesche Langere School (ELS), sekolah Belanda di Bukittinggi. Setelah tamat pada tahun 1907 ia melanjutkannya ke Kweekschool, tempat ayahnya mengajar. Pada tahun 1908 Syarifah adalah satu-satunya murid perempuan di antara 75 orang murid sekolah itu, dan ia adalah gadis Minang pertama yang mengalami pendidikan ala Eropa. Tamat dari Kweekschool, Syarifah dan saudaranya, Syamsiar, melanjutkan sekolah ke Salemba School di Batavia.
Siti Manggopoh
Siti Manggopoh (lahir di Manggopoh, Agam, Hindia Belanda, tahun 1880 - meninggal di Gasan Gadang, Padang Pariaman, Sumatera Barat, tahun 1965 pada umur 85 tahun) adalah seorang pejuang perempuan dari Manggopoh, Lubuk Basung, Agam. Ia pernah mengobarkan perlawanan terhadap kolonialis Belanda dalam perang yang dikenal sebagai Perang Belasting.
Pada tahun 1908, Siti melakukan perlawanan terhadap kebijakan ekonomi Belanda melalui pajak uang (belasting). Peraturan belasting dianggap bertentangan dengan adat Minangkabau, karena tanah adalah kepunyaan komunal atau kaum di Minangkabau. Pada tanggal 16 Juni 1908, Belanda sangat kewalahan menghadapi tokoh perempuan Minangkabau ini, sehingga meminta bantuan kepada tentara Belanda yang berada di luar nagari Manggopoh. Perang ini kemudian dinamai Perang Belasting.
Dengan siasat yang diatur sedemikian rupa oleh Siti, dia dan pasukannya berhasil menewaskan 53 orang serdadu penjaga benteng. Sebagai perempuan, Siti Manggopoh cukup mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Ia memanfaatkan naluri keperempuanannya secara cerdas untuk mencari informasi tentang kekuatan Belanda tanpa hanyut dibuai rayuan mereka.
Ia pernah mengalami konflik batin ketika akan mengadakan penyerbuan ke benteng Belanda. Konflik batin tersebut adalah antara rasa keibuan yang dalam terhadap anaknya yang erat menyusu di satu pihak dan panggilan jiwa untuk melepaskan rakyat dari kezaliman Belanda di pihak lain. Namun ia segera keluar dari sana dengan memenangkan panggilan jiwanya untuk membantu rakyat.
Pada tahun 1908, Siti melakukan perlawanan terhadap kebijakan ekonomi Belanda melalui pajak uang (belasting). Peraturan belasting dianggap bertentangan dengan adat Minangkabau, karena tanah adalah kepunyaan komunal atau kaum di Minangkabau. Pada tanggal 16 Juni 1908, Belanda sangat kewalahan menghadapi tokoh perempuan Minangkabau ini, sehingga meminta bantuan kepada tentara Belanda yang berada di luar nagari Manggopoh. Perang ini kemudian dinamai Perang Belasting.
Dengan siasat yang diatur sedemikian rupa oleh Siti, dia dan pasukannya berhasil menewaskan 53 orang serdadu penjaga benteng. Sebagai perempuan, Siti Manggopoh cukup mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Ia memanfaatkan naluri keperempuanannya secara cerdas untuk mencari informasi tentang kekuatan Belanda tanpa hanyut dibuai rayuan mereka.
Ia pernah mengalami konflik batin ketika akan mengadakan penyerbuan ke benteng Belanda. Konflik batin tersebut adalah antara rasa keibuan yang dalam terhadap anaknya yang erat menyusu di satu pihak dan panggilan jiwa untuk melepaskan rakyat dari kezaliman Belanda di pihak lain. Namun ia segera keluar dari sana dengan memenangkan panggilan jiwanya untuk membantu rakyat.
Ismed Yuzairi Chaniago
Mayjen TNI (Purn) Ismed Yuzairi Chaniago (lahir di Sawah Lunto, Sumatera Barat, 1949, meninggal di Jakarta, 28 Agustus 2005 pada umur 56 tahun) adalah seorang tokoh militer Indonesia dari TNI-AD. Ia pernah mengemban tugas sebagai Pangdam I Bukit Barisan (1998 - 1999) serta Kepala Staf Kostrad (Kas Kostrad) (1997).
Ismed Yuzairi lahir pada tahun 1949 di kota Sawah Lunto, Sumatera Barat. Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Febrina. Ismed meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 2005 dan di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Ismed Yuzairi lahir pada tahun 1949 di kota Sawah Lunto, Sumatera Barat. Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Febrina. Ismed meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 2005 dan di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Iswahjoedi
Marsda Anumerta Iswahjoedi (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 15 Juli 1918 – meninggal di Malaysia, 14 Desember 1947 pada umur 29 tahun) adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Bersama Adisoetjipto, Abdoelrahman Saleh, dan Husein Sastranegara, Iswahyudi dikenal sebagai perintis TNI AU Indonesia.
Awal tahun 1947, Iswahjoedi diangkat menjadi Komandan Lanud Maospati Madiun dengan dibantu oleh Wiweko Soepono dan Nurtanio. Pada tahun ini juga, kembali Iswahyudi ditugaskan menjadi Komandan di Lanud Gadut Bukittinggi.
Awal tahun 1947, Iswahjoedi diangkat menjadi Komandan Lanud Maospati Madiun dengan dibantu oleh Wiweko Soepono dan Nurtanio. Pada tahun ini juga, kembali Iswahyudi ditugaskan menjadi Komandan di Lanud Gadut Bukittinggi.
Herman Sarens Soediro
Brigjen TNI (Purn) H. Herman Sarens Soediro (lahir di Pandeglang, Jawa Barat, 24 Mei 1930 – meninggal di Jakarta, 11 Juli 2010 pada umur 80 tahun) adalah purnawirawan, diplomat, pengusaha, tokoh olahraga menembak dan berkuda, serta promotor tinju. Ia adalah anak dari Serma R. Soediro Wirio Soehardjo, Kepala Perlengkapan Batalyon IV, Resimen XI, Divisi II Siliwangi yang gugur di tangan tentara Belanda pada 19 Desember
Taufiq Effendi
Brigjen Pol. (Purn) DR. H. Taufiq Effendi, MBA. (lahir di Barabai, 12 April 1941) adalah Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada Kabinet Indonesia Bersatu 2004-2009. Kemudian ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrat, dan saat ini sebagai wakil ketua komisi di Komisi II DPR-RI.
Pencapaian Akademik/Pendidikan Umum
Doktor Ilmu Hukum Administrasi Negara dari Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2011. Disertasinya berjudul "Reformasi Birokrasi sebagai Strategi Menumbuhkan Iklim Investasi di Indonesia" -- dengan promotor Prof. DR. Muchsan, SH dan Prof. DR. Nindoyo Pramono, SH, MS sebagai co-promotor -- dinyatakan lulus dengan predikat cum laude.
Pencapaian Akademik/Pendidikan Umum
Doktor Ilmu Hukum Administrasi Negara dari Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2011. Disertasinya berjudul "Reformasi Birokrasi sebagai Strategi Menumbuhkan Iklim Investasi di Indonesia" -- dengan promotor Prof. DR. Muchsan, SH dan Prof. DR. Nindoyo Pramono, SH, MS sebagai co-promotor -- dinyatakan lulus dengan predikat cum laude.
Taufik Arbain
Taufik Arbain, S.Sos M.Si atau Datuk Cendikia Hikmadiraja Kesultanan Banjar (lahir di Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, 7 Maret 1974) adalah seorang pakar di bidang politik dan pengajar Indonesia. Ia aktif mengajar sebagai dosen FISIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Selain itu ia juga merupakan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Politik dan Pembangunan Daerah.
Pendidikan
Ia menyelesaikan pendidikan S1 Administrasi Negara FISIP Universitas Lambung Mangkurat pada tahun 1998 dan S2 Studi Kependudukan Universitas Gajah Mada tahun 2004.
Pendidikan
Ia menyelesaikan pendidikan S1 Administrasi Negara FISIP Universitas Lambung Mangkurat pada tahun 1998 dan S2 Studi Kependudukan Universitas Gajah Mada tahun 2004.
Tjokorda Raka Sukawati
Ir. Tjokorda Raka Sukawati (lahir di Ubud, Bali, 3 Mei 1931) adalah seorang insinyur Indonesia yang menemukan konstruksi Sosrobahu, yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya.
Tjokorda meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996.
Beliau meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan.
Tjokorda meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996.
Beliau meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan.
Teuku Jacob
Prof. Dr. Teuku Jacob (lahir di Peureulak, Aceh Timur, 6 Desember 1929 – meninggal di Yogyakarta, 17 Oktober 2007 pada umur 77 tahun) adalah guru besar emeritus dalam bidang antropologi ragawi Universitas Gajah Mada (UGM). Ia dikenal sebagai peneliti berbagai fosil yang ditemukan di berbagai tempat di Pulau Jawa. Menjelang akhir hidupnya, ia sempat menghebohkan kalangan antropologi atas kritiknya terhadap asal usul Homo floresiensis. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang tekun pada bidangnya dan menghasilkan banyak karya tulis, penelitian, buku, artikel, makalah di berbagai surat kabar, dan jurnal. Beliau merupakan bapak paleoantropologi Indonesia.
Taufik Abdullah
Taufik Abdullah (lahir di Bukittinggi, 3 Januari 1936) adalah sejarawan Indonesia.
Pendidikan
Taufik memperoleh gelar kesarjanaannya dari Jurusan Sejarah Fakultas Sastra & Kebudayaan UGM Yogyakarta (1961). Kemudian dia melanjutkan pendidikannya hingga memperoleh gelar master dan doktor di Universitas Cornell, Ithaca, Amerika Serikat (1970). Disertasinya Scholl and Politics: The Kaum Muda Movement in West Sumatra, diterbitkan oleh Universitas Cornell pada tahun 1971. Selain jalur formal, dia juga pernah mengikuti orientasi program East-West Centre di Universitas Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat.
Pendidikan
Taufik memperoleh gelar kesarjanaannya dari Jurusan Sejarah Fakultas Sastra & Kebudayaan UGM Yogyakarta (1961). Kemudian dia melanjutkan pendidikannya hingga memperoleh gelar master dan doktor di Universitas Cornell, Ithaca, Amerika Serikat (1970). Disertasinya Scholl and Politics: The Kaum Muda Movement in West Sumatra, diterbitkan oleh Universitas Cornell pada tahun 1971. Selain jalur formal, dia juga pernah mengikuti orientasi program East-West Centre di Universitas Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat.
Amoroso Katamsi
Amoroso Katamsi (lahir di Jakarta, 21 Oktober 1940) adalah seorang pemeran Indonesia. Ia dikenal lewat film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI yang dibuat pada tahun 1982 dengan sutradara, Arifin C. Noer dan melalui film Djakarta 1966 didukung oleh Umar Kayam dengan sutradara yang sama. Ia juga pernah menjadi ketua PARFI.
Filmografi
"Cinta Abadi" (1976) dibintangi oleh Erna Santoso
"Menanti Kelahiran" (1976) dibintangi oleh Vonny Pawaka
"Cinta Putih" (1977) dibintangi oleh Yati Octavia
"Terminal Cinta" (1977) dibintangi oleh W.S. Rendra
Filmografi
"Cinta Abadi" (1976) dibintangi oleh Erna Santoso
"Menanti Kelahiran" (1976) dibintangi oleh Vonny Pawaka
"Cinta Putih" (1977) dibintangi oleh Yati Octavia
"Terminal Cinta" (1977) dibintangi oleh W.S. Rendra
Langganan:
Postingan (Atom)