Nursyahbani Katjasungkana (lahir di Jakarta, 7 April 1955). Nursyahbani merupakan salah satu aktivis emansipasi wanita di indonesia yang menjadi Sekretaris pertama Jenderal KPI (Koalisi Perempuan Indonesia) untuk Keadilan Dan Demokrasi dari tahun 1998-2004. Nursyahbani juga merupakan salah satu anggota dari Majelis Permusyawaratan Rakyat (Senat) dan pada tahun 2004 Nursyahbani terpilih sebagai Anggota Parlemen. Dia juga merupakan Wakil Presiden ASEAN Parliamentary Myanmar Caucus yang berbasis di Kuala Lumpur.
Nursyahbani ini juga merupakan Pendiri dan Anggota Dewan UNDP-Partnership for Good Governance, dan juga anggota Dewan Penasehat Ensiklopedia Wanita di Kebudayaan Islam (Belanda), serta Pendiri Jaringan Kartini, gender dan Studi Perempuan di Asia, dimana Nursyahbani saat ini menjadi koordinatornya.
Nursyahbani Katjasungkana merupakan wanita kelahir Jakarta, namun kendati demikian masa kecil dan remajanya dilalui di daerah Jawa Timur. Puteri dari pasangan Katjasungkana dan Siti Maimunah, ini menyelesaikan pendidikan SD di Pasuruan (1961-1966), SMP (1966-1969) dan SMA (1969-1973) di Lawang, Malang. kemudian Nursyahbani meneruskan jenjang pendidikan ke Universitas Airlangga, Surabaya (1973-1978) yang mengambil jurusan hukum dan kemudian mengambil fokus pada spesialisasi hukum kriminal di Universitas Airlangga juga. Nursyahbani Katjasungkana merupakan istri dari Gito Prastowo. Nursahbani mempunyai 3 orang anak yaitu: Moch Gamal Nasser, Moch Reza Kacawijaya dan Giany Amorita Prastiwi.
Nursyahbani memulai kariernya sebagai pengacara di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta (1980-1981). Kemudian, Nursyahbani menjabat sebagai Wakil Direktur LBH Jakarta (1984-1987). Nursyahbani juga pernah menjabat sebagai anggota DPR RI tahun 2004-2009 dari Partai Kebangkitan Bangsa dari Propinsi Jawa Timur. Sebelum terjun ke politik praktis, Nursyahbani juga berpengalaman dalam organisasi Work Group Coordinator of Indonesian\'s NGO Forum on Women. Keemudian juga menjabat Sekjen Koalisi Perempuan Untuk Keadilan dan Demokrasi dan juga Board Member of Women Law and Development International, dan Anggota Komisi Nasional Kekerasan terhadap Perempuan (1998-sekarang)
(id.wikipedia )
Nursyahbani ini juga merupakan Pendiri dan Anggota Dewan UNDP-Partnership for Good Governance, dan juga anggota Dewan Penasehat Ensiklopedia Wanita di Kebudayaan Islam (Belanda), serta Pendiri Jaringan Kartini, gender dan Studi Perempuan di Asia, dimana Nursyahbani saat ini menjadi koordinatornya.
Nursyahbani Katjasungkana merupakan wanita kelahir Jakarta, namun kendati demikian masa kecil dan remajanya dilalui di daerah Jawa Timur. Puteri dari pasangan Katjasungkana dan Siti Maimunah, ini menyelesaikan pendidikan SD di Pasuruan (1961-1966), SMP (1966-1969) dan SMA (1969-1973) di Lawang, Malang. kemudian Nursyahbani meneruskan jenjang pendidikan ke Universitas Airlangga, Surabaya (1973-1978) yang mengambil jurusan hukum dan kemudian mengambil fokus pada spesialisasi hukum kriminal di Universitas Airlangga juga. Nursyahbani Katjasungkana merupakan istri dari Gito Prastowo. Nursahbani mempunyai 3 orang anak yaitu: Moch Gamal Nasser, Moch Reza Kacawijaya dan Giany Amorita Prastiwi.
Nursyahbani memulai kariernya sebagai pengacara di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta (1980-1981). Kemudian, Nursyahbani menjabat sebagai Wakil Direktur LBH Jakarta (1984-1987). Nursyahbani juga pernah menjabat sebagai anggota DPR RI tahun 2004-2009 dari Partai Kebangkitan Bangsa dari Propinsi Jawa Timur. Sebelum terjun ke politik praktis, Nursyahbani juga berpengalaman dalam organisasi Work Group Coordinator of Indonesian\'s NGO Forum on Women. Keemudian juga menjabat Sekjen Koalisi Perempuan Untuk Keadilan dan Demokrasi dan juga Board Member of Women Law and Development International, dan Anggota Komisi Nasional Kekerasan terhadap Perempuan (1998-sekarang)
(id.wikipedia )